Sabtu, 04 Januari 2014

Bangkit ! ! !

now playing :
Blue - Sorry Seems To Be The Hardest Word


what I got to do to be heard .....
it's sad.. so sad.. it's so sad situation..

Baru saja melahap "Keydo" karya Tatty Elmir.

Tanpa pernah terkira sebelumnya, kalau isinya benar-benar bikin aku jatuh cinta.
Sebuah novel tentang perempuan, cinta, dan para pahlawan di jalan sunyi. Tentang perjuangan yang membuat desiran panas dan ngilu pada setiap detak jantung. Tentang pertahanan sebuah prinsip. Tentang klimaks yang sepertinya bahagia selamanya sampai antiklimaks, namun ternyata antiklimaks yang sesungguhnya adalah ujian keihklasan hati seseorang yang memiliki cinta tiada palang terhadap orang yang dicintainya. Perjuangan cinta namun cahaya Islam selalu digenggaman. Bagaimana Allah menurunkan perasaan gila itu pada dua insan yang sudah mulai disatukan tulang rusuknya. Bagaimana mereka berdua  menerkanya. Bagaimana Allah mewujudkan impian-impian dua insan itu dalam pernikahan.

Sungguh, itu cerita bikin iri. Bikin pengen cepet-cepet punya suami idaman..  :D

Keydo dan Kinang. Dua insan yang menggeluti bidang kesehatan. Sedang kuliah di Fakultas Kedokteran. Dan itu bikin akuuuuuuuuuu hmmmmm sedikit tergelitik.
Terlebih lagi, Keydo si cewek yang juga punya impian jadi dokter spesialis anak, karena kecintaannya pada makhlukajaib itu. Aaaaaah apalagi ini.
Keikutsertaannya dalam kegiatan sosial sebagai aktivis. Membawa dirinya sebagai cahaya bagi sesama. Hingga menerbangkan dirinya ke abroad untuk menunaikan keinginannya menelisik perbedaan-perbedaan dan menjadikan itu sebagai implementasi bahwa perbedaan bukan untuk dicibir, namun untuk diketahui, dipelajari, apa sebenarnya tujuan Tuhan menganugerahi karunia macam itu.
Lalu Keydo yang amat menjadi wanita idaman. Begitu syar'i. Cinta musik. Menjaga kehormatan dirinya dengan baik. Berprinsip kuat.
Lalu, Kinang... kekasih sejati yang melalui perjuangan batiniah berupa kesabaran dan kegigihan dalam mewujudkan cinta abadi bersama Keydo.
Impianku, tertulis lengkap sudah di dalam cerita ini. Cita-cita dan impian sampai inginku diperjuangkan macam Keydo, written :)

Ada cerita yang memang selama ini ada di benakku. Bahwa keadilan untuk bisa sehat tidaklah merata. Bukan hanya Papua kok, ternyata semua penjuru tanah air membutuhkannya. Ketidakadilan itu ada dimana-mana.

" Mungkin Allah sengaja membiarkan begitu, agar bumi selalu melahirkan kesatria sejati dan pahlawan-pahlawan baru, seperti kita."

Kata-kata diatas, adalah kata-kata ajaib yang menjadi sebuah jawaban tepat nan indah. Yang menjadikan jiwa-jiwa muda ini tergerak dan terus bersemangat.

" Dunia sebagaimana penciptanya, memiliki karakteristik dualitas yang tak terpisahkan. Jika ada air mata, maka ada tawa. Jika ada pembekuan maka ada pemuaian, karena ada gelap maka kita mengenal cahaya "

Jadi, dari sini. Aku amat sangat malu apabila aku harus kufur nikmat. Meyedihi segalanya itu, tidak boleh berkepanjangan. Harus selalu ingat, keikhlasan adalah pembelajaran yang disampaikan oleh Allah dalam segala bentuk ujian batiniah. Aku akan bangkit. Bismillahirrahmanirrahim .....

Kamis, 02 Januari 2014

Like (y) This one ...


Aku suka banget sama kata-kata itu ^^
Comentnya juga tuh... Hmm

MY RESOLUTION

Bismillah….

Tahun ini akan jadi tahun yang mendebarkan. Unas dan urusan PTN. Keduanya adalah penentu masa depan dan akan dijalani tahun ini, beberapa bulan lagi. Aku akan masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Jember atau Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Sudirman. Menjadi seorang dokter yang tak hanya dokter. Namun teman bagi semua orang yang membutuhkanku. Aku ingin siapapun bisa menikmati ilmuku. Aku ingin tiada diskriminasi. Aku ingin meluncur pada zona-zona yangtak tersentuh. Aku ingin meninggalkan rumah ini dan melenggang kemana ada pohon yang kekeringan dank an kuberi air ini. Aku ingin segera melakukannya. Tahun ini, akan menjadi awalku untuk mewujudkannya. Aminn
Selain jadi dokter, aku akan jadi aktivis. Aktivis dalam bidang social, kemanusiaan dan sebagainya. Akan aku mulai pengalamanku itu ketika sudah di universitas nanti. Aku akan menjadi wanita yang lebih bermanfaat. Aku akan menjadi cahaya bagi sesamaku.
Untuk kedua orangtuaku.
Aku ingin memberikan segenap kerja keras untuk mereka. Aku akan membuat senyum selalu terukir di masa tua mereka. Aku ingin memberikan dan mewujudkan impian impian mereka nanti. Aku ingin memberikan yang terbaik Ayah, Ibu. Aku akan berusaha.
Oleh karena itu, aku akan berjuang. Ini tidak akan mudah, aku amat sangat mengerti. Aku penuh dengan kekurangan, aku begitu paham akan itu. Dan semua itu akan aku lalui dengan keberhasilan yang segera aku raih.
Mimpiku, harapanku, doa-doaku. Allah lah perangkul semua itu. Tak kan ada yang mampu dan mau menerima mimpi-mimpi yang besar dan indah ini selain Dia. Manusia mungkin tidak mempercayai mimpiku, tapi aku percaya Allah akan percaya. Banyak pula mungkin manusia yang juga memiliki harapan dan mimpi yang tinggi sama denganku dan mungkin aku jauh lebih buruk dari mereka. Namun aku tidak akan gentar. Aku tidak akan peduli. Mimpiku, doaku, usahaku, konsistenku akan berbeda dengan semuanya. Karena aku benar-benar akan mewujudkannya. Allah, mudahkan saya J

I'm Tired. SO MUCH

Jangan heran dengan segala perubahan. Kamu bukan orang lain buatku. Itulah yang sulit.
Segalanya semakin kompleks ketika tidak ada yang bisa menggugahku untuk semangat sama sekali. Tidak ada yang bersamaku ketika aku terpuruk seperti ini. Tidak sepertimu yang selalu dikelilingi oleh orang-orang yang mencintaimu, sehingga kamu rasa harusnya ini mudah. Aku terlalu lelah untuk itu. Terkadang lelah sekali untuk terus dibalik layar. Ibaratnya seperti dibalik layar sendirian. Semua yang ada disampingku berada di panggung dan berbahagia. Lalu aku disini dibalik layar sendirian. Tidak ada yang tau. Sampai lelah dan hampir putus asapun tiada yang peduli.
Semua akan berada pada jalannya sendiri.

AAAAAaaaaah aku lelaaaaaaaaah sungguh lellaaaaaaaah.......... 

Aku yang harusnya mengusahakan untuk membuat ini kembali seperti semula. Tapi aku masih gak sanggup untuk itu. Aku masih perlu menemukan ketenanganku.

Ya. Memang sudah jadi bubur dan tidak akan bisa jadi nasi.

Mungkin kamu bisa kasih tau aku, aku harus apa?

Ya mungkin cuma diam. Diam memang menyiksaku, tapi akan lebih baik untuk hubunganmu. Dan itu jauh lebih baik. Daripada karena aku bersuara akan merusak semua yg baik-baik saja ini. Untuk memperbaiki yang ada? Entah, aku bingung. Mungkin dengan sendirinya membaik seiring membaiknya hati ini? Apa apa? ayo kasih tau aku!!!

Entah. Mungkin kamu tidak bisa mengerti apa yang sebenarnya aku inginkan. Apa yang ada di fikiranku.
Tidak akan mungkin menjadikan apa yang sudah membuatnya bahagia setengah mati itu begitu saja terbakar. Kamu pun tidak akan pernah rela untuk itu kan? Melepaskan seorang seperti dia :') gak akan bisa.
Entah. Aku masih belum nemu jawaban. Aku gak pantes untuk bahagia mungkin. Mungkin meratapinya saja.


Kalian berdua terlalu berharga buat aku.
Tapi juga sedikit menyiksaku dengan cerita ini.
Tapi apalah arti semua siksaan itu dalam kebahagiaan kalian?
Tidak ada.
Karena aku hanyalah belenggu yang tidak bermakna
yang akan tersapu dengan canda bahagia
yang begitu malang

Apakah terlalu mendramatisir? Terlalu sok merasa yang paling tersakiti? Terlalu menyiksa diri? Nggak bersyuku? Terlalu alay? Terlalu meyedihkan? Terlalu munafik?

Ya mungkin..
Tapi coba beritahu aku.. Cara untuk mengikhlaskan yang satu ini, karena aku lelah menunggu waktu untuk itu lagi dan lagi. Terlalu lelah. Terlalu lelah. Hingga yang tersisa adalah beban. Mungkin kamu tidak akan mengerti. Dan aku berharap kamu tidak akan pernah merasakannya. Cukup aku saja. Biar aku saja. Aku memang pantas untuk ini. Terlalu pantas.

;'(

Rabu, 01 Januari 2014

Biarlah, Aku saja.

Ada temanku juga yang (mungkin) menyayangimu atau bahkan mencintaimu (?)
Aku melihat semua keluh dan (mungkin) penderitaan yang dia alami karena menyayangimu. Bukan hanya karena kamu. Cerita tentang mantannya yang juga ada hubungannya dengan sahabatku yang kamu cintai, aku tau betapa dia terkadang menyimpan segala amarah dan kesakitan dalam hatinya. Aku juga melihatmu yang menyayangi sahabatku. Kegelisahanmu dalam diammu. Lalu begitu bahagia bisa bersama sahabatku. Aku juga melihat sahabatku yang bingung. Antara dua pria yang mencintainya, kamu salah satunya. Betapa dia ingin mencari ketenangan hatinya, keinginan hatinya yang sebenarnya, dan pilihannya jatuh padamu. Kamu dan sahabatku sedang berbahagia. Temanku sedang mencoba untuk menenangkan dirinya pula, namun tidak jarang sindiran-sindiran itu menuju pada sahabatku, dan terkadang bagiku itu cukup menyakitkan. Aku juga sedang mencoba menenangkan diriku. Namun aku tidak mau seprti temanku itu. Aku tidak mau membawa diriku pada kata-kata yang menyakitkan. Aku tidak mau seperti dia. Dan aku tidak akan pernah sanggup melakukan hal yang sama seperti apa yang ia sindirkan pada sahabatku.
Aku sama dengan temanku itu. Mempunyai perasaan ini buat kamu. Namun, kadar dari ketulusan, besarnya cinta itu, apa yang sebenarnya ada dalam lubuk hati masing-masing, hanya Allah yang bisa menilai. Hanya Allah yang tau tingkat semua perasaan itu. Mungkin itu perbedaan dari aku dan temanku. Aku yakin tidak akan sama atas seberapa besar rasa itu, dan hanya Allah yang tau.
Aku bisa melihat segalanya. Namun semua tidak bisa melihatku. Sehingga yang terjadi, terkadang aku merasa tidak berarti. Tidak akan ada yang peduli atas apa yang aku rasa. Tidak akan ada.
Inilah diamku yang melelahkan. Diam yang menyedihkan. Sangat butuh kesabaran. Tapi apa daya, apalagi yang harus dilakukan? Aku rasa ini yang terbaik. Biarlah aku saja yang sakit. Sendiri. Tanpa ada yang mengerti :(

Sangat Futur :(

Ya Allah
Saya merasa sangat tidak berarti. Tidak ada yang benar-benar menjadikan saya penuh arti. Saya merasa tidak berguna. Saya merasa sendirian. Sendirian. Sangat sendirian. Cuma punya Engkau. Harusnya itu cukup. Tapi hamba masih saja mengeluh seperti ini Ya Allah. Maafkan hamba.

Aku merasa nggak punya teman. Merasa ditinggalkan. Cuma tinggal aku sendiri. Aku sendiri.

" Hidup akan selalu indah apabila kita dikelilingi oleh cinta"
aku tidak seperti itu sepertinya. Karena memang aku tidak dikelilingi cinta. Tidak indah. Tidak ada cinta.
Nggak penting banget rasanya keberadaanku. Terlalu lelah aku dengan cerita yang aku rasakan sendiri, Selalu sendiri. Sendirian.

Aku gak mau sendiriaaaaaaaaaan :(

Saat aku punya masalah atau ada yang salah dengan hati ini, saat-saat yang paling sulit buatku ada di tiga waktu. Saat sendiri, sebelum tidur, dan bangun tidur. Disitulah waktu dimana segalanya campur jadi satu dan sangat sulit. Sebelum tidur dan sebangun tidur, hatiku tidak bisa berhenti degap degup. Bergetar terus. Getarannya menyakitkan, tidak menenangkan sama sekali, sehingga yang terjadi aku tidak bisa tidur sebelum menangis. Sebelum mengeluarkan segala kegelisahan yang tidak mampu untuk terungkap dan tersampaikan, yakni mengeluarkannya dengan air mata. Semua cerita amat terasa dan muncul dengan menyakitkannya di hati. Susah sekali itu buat aku. Dan beberapa hari ini, sulit sekali memulai dan mengakhiri tidur dengan tenang dan nyaman, selkalipun sudah dzikir sampai tertidur. Saat sendirian, disinilah segalanya juga terasa. Beda kalau sedang berkumpul dengan keluarga. Ramai, seru, dan tidak ada waktu dan kesempatan untuk bersedih.

Hmmmm bener-bener pengen cepet suci bersih dan kembali bermesraan dengan Allah. Kembali membawa segala beban dan kegelisahan itu hanya padanya. Kembali memasrahkan semua itu hanya padanya dan pastinya akan membawa ketenangan dalam hati ini. Ini akan berat karena aku berhalangan saat aku mulai benar-benar tau kenyataan itu. Sehingga terlalu berat untukku karena tidak bisa untuk menyembuhkannya sedikit demi sedikit dan tidak bisa mencurahkan segalanya pada Dia. Dia, sumber ketenangan.