Jangan heran dengan segala perubahan. Kamu bukan orang lain buatku. Itulah yang sulit.
Segalanya semakin kompleks ketika tidak ada yang bisa menggugahku untuk semangat sama sekali. Tidak ada yang bersamaku ketika aku terpuruk seperti ini. Tidak sepertimu yang selalu dikelilingi oleh orang-orang yang mencintaimu, sehingga kamu rasa harusnya ini mudah. Aku terlalu lelah untuk itu. Terkadang lelah sekali untuk terus dibalik layar. Ibaratnya seperti dibalik layar sendirian. Semua yang ada disampingku berada di panggung dan berbahagia. Lalu aku disini dibalik layar sendirian. Tidak ada yang tau. Sampai lelah dan hampir putus asapun tiada yang peduli.
Semua akan berada pada jalannya sendiri.
AAAAAaaaaah aku lelaaaaaaaaah sungguh lellaaaaaaaah..........
Aku yang harusnya mengusahakan untuk membuat ini kembali seperti semula. Tapi aku masih gak sanggup untuk itu. Aku masih perlu menemukan ketenanganku.
Ya. Memang sudah jadi bubur dan tidak akan bisa jadi nasi.
Mungkin kamu bisa kasih tau aku, aku harus apa?
Ya mungkin cuma diam. Diam memang menyiksaku, tapi akan lebih baik untuk hubunganmu. Dan itu jauh lebih baik. Daripada karena aku bersuara akan merusak semua yg baik-baik saja ini. Untuk memperbaiki yang ada? Entah, aku bingung. Mungkin dengan sendirinya membaik seiring membaiknya hati ini? Apa apa? ayo kasih tau aku!!!
Entah. Mungkin kamu tidak bisa mengerti apa yang sebenarnya aku inginkan. Apa yang ada di fikiranku.
Tidak akan mungkin menjadikan apa yang sudah membuatnya bahagia setengah mati itu begitu saja terbakar. Kamu pun tidak akan pernah rela untuk itu kan? Melepaskan seorang seperti dia :') gak akan bisa.
Entah. Aku masih belum nemu jawaban. Aku gak pantes untuk bahagia mungkin. Mungkin meratapinya saja.
Kalian berdua terlalu berharga buat aku.
Tapi juga sedikit menyiksaku dengan cerita ini.
Tapi apalah arti semua siksaan itu dalam kebahagiaan kalian?
Tidak ada.
Karena aku hanyalah belenggu yang tidak bermakna
yang akan tersapu dengan canda bahagia
yang begitu malang
Apakah terlalu mendramatisir? Terlalu sok merasa yang paling tersakiti? Terlalu menyiksa diri? Nggak bersyuku? Terlalu alay? Terlalu meyedihkan? Terlalu munafik?
Ya mungkin..
Tapi coba beritahu aku.. Cara untuk mengikhlaskan yang satu ini, karena aku lelah menunggu waktu untuk itu lagi dan lagi. Terlalu lelah. Terlalu lelah. Hingga yang tersisa adalah beban. Mungkin kamu tidak akan mengerti. Dan aku berharap kamu tidak akan pernah merasakannya. Cukup aku saja. Biar aku saja. Aku memang pantas untuk ini. Terlalu pantas.
;'(
Tidak ada komentar:
Posting Komentar