Senin, 29 Oktober 2012

Come On Make your Dream become true

Aku mulai lebih interest melihat TV di acara pencarian bakat memasak itu "MasterChef" ketika aku tau bahwa Opick, si runner up adalah alumni sekolahku. Lebih-lebih ia pernah datang ke sekolah dan sekolah kami masuk TV. Grand final hari ini bikin aku ikut-ikutan deg-degan. It's hard ! Pasti hard buat si finalis. Secara yang mereka masak itu bukanlah hal yang gampang. Kelihatannya aja makanan yang bisa dimakan cuma sesendok. Sesendok kalo buat kita orang biasa, tapi bagi si finalis aku yakin sesendok itu harga mati buar mereka dengan bikinnya yang mato-matian. Acara bergengsi ini cukup bikin aku terinspirasi. Winner, Ibu Desi. Dia menurutku sama karakternya dengan teman sekelasku di kelas X dulu. Ambisius dan kerja keras abis. Ibu Desi bisa bikin wanita seluruh Indonesia bangga. Dia first female master chef. Dia Direktur Hotel. Dia punya anak-anak yang wajahnya semua jenius-jenius. Dia punya suami yang terlihat sangat penyayang dan sabar. Dia punya bakat. Dia smart. Dalam kompetisinya, bu Desi memang bilang kalau ia ingin meraih mimpinya. Yaitu mimpi untuk menjadi pemenang di acara ini. Mimpi yang butuh pengorbanan yaitu meninggalkan anak-anaknua selama karantina. Aku bangga melihat wanita paruh baya itu. Lihat, semua orang pasti melihatnya gampang sekali unutk menang. Namun dibalik itu, aku yakin bu Desi juga berusaha keras. Pasti itu. Keren. Keren sekali.
Aku sempat berfikir. Berfikir tentang masa depanku (lagi). Begitu deg-degan rasanya. Lebih lebih ketika aku menonton acara itu ayahky menanyaiku "Rangking berapa nih? Satu kan?" aku menjawab dengan keras "Aminnn". Aku benar-benar gampang terbawa akan suasana seperti itu. Yang membawa-bawa masalah mimpi, masa depan bla bla bla. Dan semua itu terjadi sejak akutahu nilai kimiaku. Aku kembali seperti berada di tengah senyuman orang orang. Seperti berada di tengah orang-orang yang menhgarapkan aku dengan sangat untuk bisa meraih apa yang mereka inginkan untuk melihat aku sukses atau dengan kata lain aku mampu mereaih cita-citaku sebagai dokter. Mereka seperti itu ditengah galaunya aku.
Serasa terbebani. Yaa bukan terbebani, lebih tepatnya takut. Aku benar- benar tau apa yang harus aku lakukan. Aku juga mengerti mulai dari mana. Aku tahu bahwa aku harus belajar. And back to my statement. Semua butuh usaha keras dan doa. And yes! Apa yang dikatakan Bu Desi mancep di hatiku. Kejarlah mimpimu. Kejarlah walaupun berat dan harus mengorbakan sesuatu. Karena pada akhir ketika kamu akan menang dan bisa meraihnya, rasa itu lebih dari yang kamu bayangkan.

Keep fight !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar