Minggu, 21 Oktober 2012

My Story :: Hope Can be your inspiration

Banyak hal yang bisa aku dapatkan dari sabar. Aku pernah mengalami berbagai hal yang cukup menguji kesabaran dan cukup mematahkan semangat. Tapi  teman, Allah akan selalu ada dimanapun itu memang benar. Allah menguji iman kita  itu benar. Dan Allah akan berada pada pihak orang yang benar itu benar. Dan Allah akan memberikan balasan kepada orang yang menyakiti kebenaran itu benar. Seumur hidupku, aku baru pertama kali melihat sosok manusia seperti ini, sosok manusia yang bahkan tidak mengenal Tuhan yang memang dari semua keturunannya, semua tidak pernah mengenal Tuhan. Orang ini berusia 34 tahun. Gelarnya seorang dokter, namun perilakunya, jangan ditanya, benar-benar bukan manusia. Ia pernah mengganhhu kehidupan keluargaku. Membuat Ibuku sakit 4 hari di rumah sakit, membuat Ayahku tidak lagi pulang kerumah, membuatku sakit berbulan-bulan, membuat nilaiku di semester 2 sangat jatuh, membuatku setiap hari selalu lemas, membuat adikku merasa tiada kawan, membuat banyak sekali harta yang terkuras dan pekerjaan ayahku yang perfectly berantakan. Ia mengakui dirinya sebagai dokter. Ia selalu mengagung-agungkan jabatannya sebagai dokter. Ia bekerja di Klinik milik ayahku. Di pintu masuk sudah jelas peringatan "Sandal Harap Dilepas" namun tiada ia hiraukan itu. Tata caranya menyambut pasien, tata cara berbicara, etika dalam bekerja sebagai dokter, naas tidak pernah baik dan hampir tidak pernah ada. Dia mempercayai ilmu dukun, ilmu gaib dan ilmu-ilmu kejawen. Dia tidak pernah sholat, ia tidak suka berkumpul dengan orang baik. Ibunya mati tiba-tiba dan ikubir di belakang rumahnya. Ayahnya sakit keras. Ayah an Ibunya terkenal sebagai pasangan suami istri yang rojo terop. Orang jawa memaknai itu sebagai orang yang sukanya menonton panggung gembira, memberikan saweran dan minum-minuman keras. Dia adalah orang terkaya di kampungnya. Semua ia miliki, namun ia tak pernah kenal Allah. Ia adalah orang termusyrik, terbusuk, terjahat, terjelek yangpernah aku temui. Bayangkan, dengan kelakuan seperti itu, masih percayakan kalian bahwa dia seorang dokter ? Aku yang memiliki cita-cita menjadi seorang dokter seakan merasa miris melihat orang seperti itu. Aku merasa miris sebagai wanita. Dengan orang tuanya yang memiliki kebiasaan seperti itu, aku mengerti kenapa sang anak bisa salah jalan seperti itu. Ia menyakitiku, Ibuku, Ayahku, Saudaraku, dan orang-orang terdekatku. Tak bisa dijelaskan apa yang telah ia lakukan. Ini merupakan salah satu rahasia keluargaku. Kami sekeluarga diuji oleh Allah dengan hadirnya orang itu di kehidupan kami mulai dari 25 November 2011. Aku masih ingat waktu itu aku sedang lomba Speech di Universitas Brawijya dan ketika dalam perjalanan aku menuju tempat lomba, aku dikagetkan dengan berita-berita buruk awal dari pengujian ini. Berbulan-bulan aku selalu menangis, ibuku selalu cemas dan adikku kesepian. Aku miris adikku yang sekecil itu harus mengetahui kejamnya hidup. Berbulan-bulan kami menderita. Berkali-kali kami ke Ustadz, Kyai namun belum juga bisa membantu bahkan ada yang bilang ini sudah parah, kita kalah start. Apapun ibuku lakukan demi kembalinya keadaan seperi semula, demi kembalinya keluarga kami dan demi kesembuhanku. Ibuku sempat melaknat orang itu ketika ia menghujatku bahwa aku orang yang tidak penting dan ia merasa tidak bersalah bahwa ialah penyebab sakitku dan mengatakan bahwa aku ini tidak penting untuk diurus. Aku sakit Anemia sampai transfusi dua kantung darah. Ibuku dan aku setiap hari selalu tirakat, berdoa sepanjang malam, dengan tangis selalu mengguyur wajah kami. Dengan hampir rasa putus asa dan hampir ingin menyerah saja. Namun inilah takdir Allah, tkdir yang bisa dirubah ketika kami berusaha. Kami sudah berusaha, dan kami selalu berdoa, inilah hasilnya. Kami hidup tentram sekarang. Kami bahagia sekarang dengan memulai ari awal lagi pekerjaan ayah yang terbengkalai. Dan aku mulai beranjak sehat dengan masalah yang berangsur tiada dan selalu dikelilingi orang keluargaku yang lengkap dan bahagia. Aku mulai konsentrasi dalam belajarku di sekolah. Dan ibuku berkata bahwa aku harus semangat lagi karena mereka sekarang sudah kembali . Dan aku berjanji pada diriku sendiri untuk selalu berusaha memberikan yang terbaik dan membahagiakan mereka atas pengorbanan yang sudah mereka lakukan buatku .
Maka, jangan putus asa dengan apa yangsudah terjadi separah apapun itu. Tetaplah selau berusaha dan berdoa. Allah akan selalu mengawasi dan akan selalu tahu seberapa besar usaha kita. Allah tidak akan memberikan masalah tanpa kita tidak bisa menyelsaikannya.

I Love My Mom, My Dad :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar